Rabu, 24 Desember 2014

Inspiratif - Kisah Dua Tukang Sol Sepatu

Posted By salju82

Catatan Penulis,

Terimakasih udh nyempetin waktunya baca2 artikel ane gan, ane doain agan sekalian sehat selalu ya gan. . ini artikel terakhir di bulan desember 2013 gan. udh ntu kite mesti ngadepin tahun 2015.. nah .. sehubungan dengan ntu ane jg mo ngucapin selamat tahun baru 2015 ya gan..

semoga tahun depan lebih membahagiakan buat kite semua aminn.. salam hangat penulis

kisah inspiratif, islamic motivation, tukang sol sepatu

Mang Udin, adalah seorang penjual jasa perbaikan sepatu yang biasa disebut tukang sol. Setiap pagi dia melangkahkan kakinya meninggalkan anak dan istrinya yang berharap nanti sore hari, mang Udin membawa uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk. Mang Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya. Sampai tengah hari, baru satu orang yang menggunakan jasanya. Itu pun hanya perbaikan kecil.

Perut mulai keroncongan. Hanya air teh bekal dari rumah yang mengganjal perutnya. Mau beli makan, uangnya tidak cukup. Hanya berharap dapat order besar sehingga bisa membawa uang ke rumah. Perutnya sendiri tidak dia hiraukan.

Di tengah keputusasaan, dia berjumpa dengan seorang tukan sol lainnya. Wajahnya cukup berseri. “Pasti, si Abang ini sudah dapat uang banyak nich.” pikir mang Udin. Mereka berpapasan dan saling menyapa. Akhirnya berhenti untuk bercakap-cakap.

“Bagaimana dengan hasil hari ini bang? Sepertinya laris nich?” kata mang Udin memulai percakapan.

“Alhamdulillah. Ada beberapa orang memperbaiki sepatu.” kata tukang sol yang kemudian diketahui namanya Bang Soleh.

“Saya baru satu bang, itu pun cuma benerin jahitan.” kata mang Udin memelas.

“Alhamdulillah, itu harus disyukuri.”

“Mau disyukuri gimana, nggak cukup buat beli beras juga.” kata mang Udin sedikit kesal.

“Justru dengan bersyukur, nikmat kita akan ditambah.” kata bang Soleh sambil tetap tersenyum.

“Emang begitu bang?” tanya mang Udin, yang sebenarnya dia sudah tahu harus banyak bersyukur.

“Insya Allah. Mari kita ke Masjid dulu, sebentar lagi adzan dzuhur.” kata bang Soleh sambil mengangkat pikulannya.

Mang udin sedikit kikuk, karena dia tidak pernah “mampir” ke tempat shalat.

“Ayolah, kita mohon kepada Allah supaya kita diberi rezeki yang barakah.”

Akhirnya, mang Udin mengikuti bang Soleh menuju sebuah masjid terdekat. Bang Soleh begitu hapal tata letak masjid, sepertinya sering ke masjid tersebut.

Setelah shalat, bang Soleh mengajak mang Udin ke warung nasi untuk makan siang. Tentu saja mang Udin bingung, sebab dia tidak punya uang. Bang Soleh mengerti,

“Ayolah, kita makan dulu. Saya yang traktir.”

Akhirnya mang Udin ikut makan di warung Tegal terdekat. Setelah makan, mang Udin berkata,

“Saya tidak enak nich. Nanti uang untuk dapur abang berkurang dipakai traktir saya.”

“Tenang saja, Allah akan menggantinya. Bahkan lebih besar dan barakah.” kata bang Soleh tetap tersenyum.

“Abang yakin?”

“Insya Allah.” jawab bang soleh meyakinkan.

“Kalau begitu, saya mau shalat lagi, bersyukur, dan mau memberi kepada orang lain.” kata mang Udin penuh harap.

“Insya Allah. Allah akan menolong kita.” Kata bang Soleh sambil bersalaman dan mengucapkan salam untuk berpisah.

Keesokan harinya, mereka bertemu di tempat yang sama. Bang Soleh mendahului menyapa.

“Apa kabar mang Udin?”

“Alhamdulillah, baik. Oh ya, saya sudah mengikuti saran Abang, tapi mengapa koq penghasilan saya malah turun? Hari ini, satu pun pekerjaan belum saya dapat.” kata mang Udin setengah menyalahkan.

Bang Soleh hanya tersenyum. Kemudian berkata,

“Masih ada hal yang perlu mang Udin lakukan untuk mendapat rezeki barakah.”

“Oh ya, apa itu?” tanya mang Udin penasaran.

“Tawakal, ikhlas, dan sabar.” kata bang Soleh sambil kemudian mengajak ke Masjid dan mentraktir makan siang lagi.

Keesokan harinya, mereka bertemu lagi, tetapi di tempat yang berbeda. Mang Udin yang berhari-hari ini sepi order berkata setengah menyalahkan lagi,

“Wah, saya makin parah. Kemarin nggak dapat order, sekarang juga belum. Apa saran abang tidak cocok untuk saya?”

“Bukan tidak, cocok. Mungkin keyakinan mang Udin belum kuat atas pertolongan Allah. Coba renungkan, sejauh mana mang Udin yakin bahwa Allah akan menolong kita?” jelas bang Soleh sambil tetap tersenyum.

Mang Udin cukup tersentak mendengar penjelasan tersebut. Dia mengakui bahwa hatinya sedikit ragu. Dia “hanya” coba-coba menjalankan apa yang dikatakan oleh bang Soleh.

“Bagaimana supaya yakin bang?” kata mang Udin sedikit pelan hampir terdengar.

Rupanya, bang Soleh sudah menebak, kemana arah pembicaraan.

“Saya mau bertanya, apakah kita janjian untuk bertemu hari ini, disini?” tanya bang Soleh.

“Tidak.”

“Tapi kenyataanya kita bertemu, bahkan 3 hari berturut. Mang Udin dapat rezeki bisa makan bersama saya. Jika bukan Allah yang mengatur, siapa lagi?” lanjut bang Soleh. Mang Udin terlihat berpikir dalam. Bang Soleh melanjutkan, “Mungkin, sudah banyak petunjuk dari Allah, hanya saja kita jarang atau kurang memperhatikan petunjuk tersebut. Kita tidak menyangka Allah akan menolong kita, karena kita sebenarnya tidak berharap. Kita tidak berharap, karena kita tidak yakin.”

Mang Udin manggut-manggut. Sepertinya mulai paham. Kemudian mulai tersenyum.

“OK dech, saya paham. Selama ini saya akui saya memang ragu. Sekarang saya yakin. Allah sebenarnya sudah membimbing saya, saya sendiri yang tidak melihat dan tidak mensyukurinya. Terima kasih abang.” kata mang Udin, matanya terlihat berkaca-kaca.

“Berterima kasihlah kepada Allah. Sebentar lagi dzuhur, kita ke Masjid yuk. Kita mohon ampun dan bersyukur kepada Allah.”

Mereka pun mengangkat pikulan dan mulai berjalan menuju masjid terdekat sambil diiringi rasa optimist bahwa hidup akan lebih baik.

Source : motivasi-islami.com

Minggu, 23 November 2014

Fakta Alam Semesta yang Bikin Merinding dan Merenung...

Sains
By salju82.blogspot
 Fakta alam semesta (1) Bumi (NASA)

Pada 2011 lalu, para ilmuwan dari University Portsmouth membuat peta tiga dimensi alam semesta. 2MASS Redshift Survey (2MRS) -- namanya -- mencakup jarak 380 juta tahun cahaya, 45.000 galaksi tetangga selain Bima Sakti. Itu pun belum semua.

Alam semesta sedemikian luas. Lalu di mana posisi kita, manusia? Berikut gambarannya seperti Liputan6.com kutip dari situs BuzzFeed, Sabtu (25/11/2014).

1. Ini Bumi, tempat tinggal kita, di mana kita hidup, tumbuh, berkembang biak, menjalin hubungan, sekaligus juga saling berperang dan menyakiti.




2. Dan ini Bumi bersama para tetangganya planet di Tata Surya



3. Ini jarak antara Bumi dan Bulan, satelitnya: 384.400 km. Terasa dekat namun nyatanya jauh bukan?



4. Ini yang terjadi jika Anda menjejerkan semua planet dalam Tata Surya secara beraturan dan berjajar. Lihat betapa kecil Bumi kita



5. Ini Amerika Utara jika dibandingkan dengan planet terbesar dalam Tata Surya: Yupiter.



6. Ini ukuran enam Bumi dibandingkan dengan Saturnus. Kalah besar!



7. Seandainya Bumi memiliki cincin seperti Saturnus, maka akan seperti ini penampakannya



8. Ini adalah gambar komet. Manusia baru mendaratkan satelit di atas 'anak nakal' ini. Bandingkan ukuran satu komet dengan Kota Los Angeles di Amerika Serikat.

Senin, 28 April 2014

Kisah Bunga Mawar Dan Bambu ( Cerita Motivasi )


Kisah Bunga Mawar Dan Bambu - Di sebuah taman, terdapat taman bunga mawar yang sedang berbunga. Mawar-mawar itu mengeluarkan aroma yang sangat harum.

Dengan warna-warni yang cantik, banyak orang yang berhenti untuk memuji sang mawar.

Tidak sedikit pengunjung taman meluangkan waktu untuk berfoto di depan atau di samping taman mawar. Bunga mawar memang memiliki daya tarik yang menawan, semua orang suka mawar, itulah salah satu lambang cinta.

Sementara itu, di sisi lain taman, ada sekelompok pohon bambu yang tampak membosankan. Dari hari ke hari, bentuk pohon bambu yang begitu saja, tidak ada bunga yang mekar atau aroma wangi yang disukai banyak orang. Tidak ada orang yang memuji pohon bambu. Tidak ada orang yang mau berfoto di samping pohon bambu. Maka tak heran jika pohon bambu selalu cemburu saat melihat taman mawar dikerumuni banyak orang.

“Hai bunga mawar,” ujar sang bambu pada suatu hari. “Tahukah kau, aku selalu ingin sepertimu. Berbunga dengan indah, memiliki aroma yang harum, selalu dipuji cantik dan menjadi saksi cinta manusia yang indah,” lanjut sang bambu dengan nada sedih.

Mawar yang mendengar hal itu tersenyum, “Terima kasih atas pujian dan kejujuranmu, bambu,” ujarnya. “Tapi tahukah kau, aku sebenarnya iri denganmu,”

Sang bambu keheranan, dia tidak tahu apa yang membuat mawar iri dengannya. Tidak ada satupun bagian dari bambu yang lebih indah dari mawar. “Aneh sekali, mengapa kau iri denganku?”

“Tentu saja aku iri denganmu. Coba lihat, kau punya batang yang sangat kuat, saat badai datang, kau tetap bertahan, tidak goyah sedikitpun,” ujar sang mawar. “Sedangkan aku dan teman-temanku, kami sangat rapuh, kena angin sedikit saja, kelopak kami akan lepas, hidup kami sangat singkat,” tambah sang mawar dengan nada sedih.

Bambu baru sadar bahwa dia punya kekuatan. Kekuatan yang dia anggap biasa saja ternyata bisa mengagumkan di mata sang mawar. “Tapi mawar, kamu selalu dicari orang. Kamu selalu menjadi hiasan rumah yang cantik, atau menjadi hiasan rambut para gadis,”

Sang mawar kembali tersenyum, “Kamu benar bambu, aku sering dipakai sebagai hiasan dan dicari orang, tapi tahukah kamu, aku akan layu beberapa hari kemudian, tidak seperti kamu,”

Bambu kembali bingung, “Aku tidak mengerti,”

“Ah bambu..” ujar mawar sambil menggeleng, “Kamu tahu, manusia sering menggunakan dirimu sebagai alat untuk mengalirkan air. Kamu sangat berguna bagi tumbuhan yang lain. Dengan air yang mengalir pada tubuhmu, kamu menghidupkan banyak tanaman,” lanjut sang mawar. “Aku jadi heran, dengan manfaat sebesar itu, seharusnya kamu bahagia, bukan iri padaku,”

Bambu mengangguk, dia baru sadar bahwa selama ini, dia telah bermanfaat untuk tanaman lain. Walaupun pujian itu lebih sering ditujukan untuk mawar, sesungguhnya bambu juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan bunga cantik itu. Sejak percakapan dengan mawar, sang bambu tidak lagi merenungi nasibnya, dia senang mengetahui kekuatan dan manfaat yang bisa diberikan untuk makhluk lain.

Daripada menghabiskan tenaga dengan iri pada orang lain, lebih baik bersyukur atas kemampuan diri sendiri, apalagi jika berguna untuk orang lain.

Baca ini Pasti ...

Posted by.  https://www.salju82.blogspot.com

Diantara kita mungkin banyak yang sering kesal dengan orang tua kita. Kita sering melakukan hal2 dibawah ini.

"Aduh ibu, masa berdiri aja harus dibantu" 
Saya pernah mengatakan kata2 ini kepada ibu saya, jujur sampai sekarang saya menyesal telah mengeluarkan kata2 ini. Banyak diantara kita yang kesal karena orang tua kita selalu harus dibantu untuk melakukan apapun. Hal ini banyak terjadi mungkin karena faktor umur. Tapi kita tidak berpikir bahwa sebenarnya yang kita lakukan itu tidak setimpal dengan apa yang telah orang tua kita lakukan kepada kita, anaknya.

Kenyataannya seberapapun banyaknya hal yang sudah kita berikan kepada orang tua kita, itu semua sangat tidak sebanding. Kalau dibandingkan dengan pengorbanan orang tua kita. Itu semua bukan apa-apa, BUKAN APA-APA DIBANDINGKAN PENGORBANAN ORANG TUA KITA. Ingat kata2 ini baik2.

Tapi herannya setelah kita merasa kekesalan kita hilang dan kita merasa menyesal, saat kita kesal kita masih akan mengulangi kesalahan yang sama. Karena itu, saya belajar dari itu semua harus ada yang selalu menyadarkan saya. Ini adalah renungan yang selalu saya baca setiap hari. Ingat, setiap hari dan saya rasa anda juga harus melakukan hal yang sama. Silahkan disimak


Anakku,
Ketika aku tua,aku berharap kau mengerti dan sabar padaku.
Ketika aku memecahkan piring atau menjatuhkan sop dari meja karena penglihatanku berkurang.
Aku berharap kamu tidak berteriak memarahiku,
Orang yang sudah tua sangat sensitif.
Milikilah belas kasih ketika kamu harus berteriak marah.
 
Ketika lisanku berkurang dan aku tidak bisa mendengar apa yang kamu katakan,Aku berharap kamu tidak berteriak padaku, “Ulangi apa yang kamu katakan atau tuliskan!”Aku minta “maaf” anakku.Aku “menua”.
 
Ketika aku tetap mengulangi perkataanku mengenai ingatan-ingatanku yang salah.Aku berharap kamu tetap mendengarkanku.Aku mohon jangan menertawaiku atau tidak suka mendengarkanku.
 
Ketika lututku melemah, aku berharap kamu sabar membantuku berdiri.Seperti dulu aku melakukannya padamu, ketika kamu kecil,Ketika kamu belajar bagaimana berjalan.Mohon tahan terhadapku.
 
Kamu ingat ketika kamu kecil dan ingin balon? Kamu begitu bertingkah berlebihan, melakukan apapun dan menangis,sampai kamu mendapatkan apa yang kamu mau.
 
Aku mohon, maafkan bauku juga.Bauku seperti orang yang tua.Aku mohon, jangan memaksaku dengan keras untuk mandi.Tubuhku lemah.Orang yang tua mudah sakit ketika mereka kedinginan.Aku berharap aku tidak mempermalukanmu.Ingatkah kamu ketika kamu kecil?Aku mengejar dan menangkapmu karena kau tidak mau mandi.

 
Aku berharap engkau bisa sabar denganku.Ketika aku mulai mudah ngambek dan mengomel.Itu semua bagian dari “tua”....
 
Dan jika kamu memiliki sisa waktu, aku berharap kita bisa berbincang-bincang walau hanya sebentar.Aku selalu sendiri setiap waktu dan tidak memiliki satupun teman untuk berbincang-bincang.Aku tahu kamu sibuk bekerja.Sekalipun kamu tidak tertarik pada ceritaku,mohon luangkanlah waktu untukku.
Ingatkah kamu ketika masih kecil? Aku meluangkan waktu untuk mendengarkan ceritamu tentang mainan dan boneka-bonekamu? Ketika waktu itu datang, aku sakit dan terbaring di tempat tidur.Aku berharap kamu sabar merawatku.
 
Aku akan pergi dalam waktu yang tidak lama lagi.Ketika waktu kematianku datang,Aku berharao kamu bisa memegang tangankudan memberiku kekuatan untuk menghadapi “mati”. 
Aku minta maaf,jika tiba-tiba buang air di tempat tidur atau menyusahkanmu.Aku berharap kamu sabar merawatku sampai akhir hidupku. 
 
Dan jangan cemas,Ketika nanti aku bertemu Tuhan, aku akan berbisik pada-Nya.Untuk memberkatimu dan merahmatimu, Karena kamu mencintai ibu dan ayahDan jika kamu menikah tanpa ada aku, percayalah aku akan berbisik pada Tuhan "Tuhan, itu putriku yang sedang menikah. Sangat cantik bukan? "Terima kasih banyak telah mencintai ibu dan ayahmu. Terima kasih banyak telah merawat kami,Kami mencintaimu dengan banyak cinta….

-Ibu dan Ayah- 
Semoga renungan diatas selalu anda baca setiap hari agar masing2 dari kita tahu betapa berharganya seorang ibu kepada kita, bukan hanya sebagai orang tua yang membesarkan kita. Tapi satu2nya orang yang akan mendengarkan curhat kita kapanpun, satu2nya orang yang siap memberikan waktunya kepada kita setiap saat.



[ sumber ]

Maaf Mas, Saya Tidak Punya Kembalian

Maaf Mas, Saya Tidak Punya Kembalian - Cuaca hari ini sangat sangat panas. Mbah sarno terus mengayuh sepeda tuanya menyisir jalan perumahan condong catur demi menyambung hidup. Mbah sarno sudah puluhan tahun berprofesi sebagai tukang sol sepatu keliling. Jika orang lain mungkin berfikir “mau nonton apa saya malam ini?”, mbah sarno cuma bisa berfikir “saya bisa makan atau nggak malam ini?”


Di tengah cuaca panas seperti ini pun terasa sangat sulit baginya untuk mendapatkan pelanggan. Bagi mbah sarno, setiap hari adalah hari kerja. Dimana ada peluang untuk menghasilkan rupiah, disitu dia akan terus berusaha. Hebatnya, beliau adalah orang yang sangat jujur. Meskipun miskin, tak pernah sekalipun ia mengambil hak orang lain.

Jam 11, saat tiba di depan sebuah rumah mewah di ujung gang, diapun akhirnya mendapat pelanggan pertamanya hari ini. Seorang pemuda usia 20 tahunan, terlihat sangat terburu-buru.

Ketika mbah sarno menampal sepatunya yang bolong, ia terus menerus melihat jam. Karena pekerjaan ini sudah digelutinya bertahun-tahun, dalam waktu singkat pun ia berhasil menyelesaikan pekerjaannya.

“wah cepat sekali. Berapa pak?”

“5000 rupiah mas”

sang pemuda pun mengeluarkan uang seratus ribuan dari dompetnya. Mbah sarno jelas kaget dan tentu ia tidak punya uang kembalian sama sekali apalagi sang pemuda ini adalah pelanggan pertamanya hari ini.

“wah mas gak ada uang pas ya?”

“nggak ada pak, uang saya tinggal selembar ini, belum dipecah pak”

“maaf mas, saya nggak punya uang kembalian”

“waduh repot juga kalo gitu. Ya sudah saya cari dulu sebentar pak ke warung depan”

“udah mas nggak usah repot-repot. Mas bawa dulu saja. Saya perhatikan mas lagi buru-buru. Lain waktu saja mas kalau kita ketemu lagi.”

“oh syukurlah kalo gitu. Ya sudah makasih ya pak.”

=============================================================

jam demi jam berlalu dan tampaknya ini hari yang tidak menguntungkan bagi mbah sarno. Dia cuma mendapatkan 1 pelanggan dan itupun belum membayar. Ia terus menanamkan dalam hatinya, “ikhlas. Insya allah akan dapat gantinya.”

ketika waktu menunjukkan pukul 3 lebih ia pun menyempatkan diri shalat ashar di masjid depan lapangan bola sekolah. Selesai shalat ia berdoa.

“ya allah, izinkan aku mencicipi secuil rezekimu hari ini. Hari ini aku akan terus berusaha, selebihnya adalah kehendakmu.”

selesai berdoa panjang, ia pun bangkit untuk melanjutkan pekerjaannya.

Ketika ia akan menuju sepedanya, ia kaget karena pemuda yang tadi siang menjadi pelanggannya telah menunggu di samping sepedanya.

“wah kebetulan kita ketemu disini, pak. Ini bayaran yang tadi siang pak.”

kali ini pemuda tadi tetap mengeluarkan uang seratus ribuan. Tidak hanya selembar, tapi 5 lembar.

“loh loh mas? Ini mas belum mecahin uang ya? Maaf mas saya masih belum punya kembalian. Ini juga kok 5 lembar mas. Ini nggak salah ngambil mas?”

“sudah pak, terima saja. Kembaliannya, sudah saya terima tadi, pak. Hari ini saya tes wawancara. Telat 5 menit saja saya sudah gagal pak. Untung bapak membiarkan saya pergi dulu. Insya allah minggu depan saya berangkat ke prancis pak. Saya mohon doanya pak”

“tapi ini terlalu banyak mas”

“saya bayar sol sepatu cuma rp 5000 pak. Sisanya untuk membayar kesuksesan saya hari ini dan keikhlasan bapak hari ini.”

=============================================================

Quote:

tuhan punya cara tersendiri dalam menolong hamba-hambanya yang mau berusaha dalam kesulitannya. Dan kita tidak akan pernah tahu kapan pertolongan itu tiba.

Keikhlasan akan dibalas dengan keindahan.