Senin, 23 November 2015

Asal Mula Nama Negara Indonesia

Pada zaman purba, kepulauan tanah air disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan tanah air dinamai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa Indoa menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.


Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "Jawa" oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. Dalam bahasa Arab juga dikenal Samathrah (Sumatra), Sholibis (Sulawesi), Sundah (Sunda), semua pulau itu dikenal sebagai kulluh Jawi (semuanya Jawa).

Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah "Hindia". Semenanjung Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang". Sedangkan tanah air memperoleh nama "Kepulauan Hindia" (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau "Hindia Timur" (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais).
Pada jaman penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur).

Eduard Douwes Dekker ( 1820 – 1887 ), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga "Kepulauan Hindia" ( Bahasa Latin insula berarti pulau). Nama Insulinde ini kurang populer.



Indonesia
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan ( 1819 – 1869 ), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Ingris, George Samuel Windsor Earl ( 1813 – 1865 ), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.

Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis:
"... the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians".
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon ( Srilanka ) dan Maladewa. Earl berpendapat juga bahwa nahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.

Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah "Indian Archipelago" terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia. Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan:

"Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago".

Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.

Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826 – 1905 ) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan. Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat ( Ki Hajar Dewantara ). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau. Nama indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan indonesiĆ«r (orang Indonesia).

Identitas Politik
Pada dasawarsa 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.

Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya :

"Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut "Hindia Belanda". Juga tidak "Hindia" saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya."

Di tanah air (Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924). Pada tahun 1925, Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia" dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.

Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; parlemen Hindia Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia Belanda agar nama "Indonesia" diresmikan sebagai pengganti nama "Nederlandsch-Indie". Tetapi Belanda menolak mosi ini. Dengan jatuhnya tanah air ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama "Hindia Belanda". Dan setelah itu lahirlah bangsa Indonesia.

Jumat, 20 November 2015

20 Penyesalan yang mungkin kamu rasakan ketika akan menemui ajal

posted by adie'c
 
Tapi selama kamu masih hidup, kesempatan untuk bisa hidup lebih baik lagi akan selalu datang setiap hari. Ayo semangat!
 

- Kamu nggak akan pernah bisa mengingkari bahwa suatu hari nanti kita pasti akan meninggal. Seberapa kuat dan keras kamu menjaga kesehatan, suatu hari, momen itu jelas pasti akan datang.

Memang ada benarnya jika banyak orang yang bilang hidup itu memang rumit. Tapi jika benar-benar direnungi, pada saat itu datang, dan kamu hanya bisa terbaring lemah di ranjangmu, kamu hanya memiliki dua hal yang akan kamu pikirkan saat itu. Kamu akan mensyukuri atau justru malah menyesali perbuatan-perbuatan yang kamu lakukan selalu hidup. Iya nggak?

Tapi selama kamu masih hidup, kesempatan untuk bisa hidup lebih baik lagi akan selalu datang setiap hari. Dan setiap hari adalah hari yang tepat buat kamu untuk mengubah jalur hidupmu. Memang sih, hidup itu sudah ada yang menentukan, tapi mati dalam keadaan baik atau buruk adalah tetap konsekuensi dari pilihan hidup yang kamu jalani.

Ada pepatah, penyesalan selalu datang belakangan. Ketika kamu memilih hidup dengan hal-hal yang nggak baik, suatu hari nanti, saat ajal menjemput, kita baru akan menyesali ini dan itu yang kita lakukan sebelumnya, yang sayangnya sudah terlambat untuk diperbaiki.

Dikutip dari laman Lifehack, Minggu, ini beberapa penyesalan yang sering dirasakan oleh orang-orang ketika menemui ajalnya. Jika bisa kamu bisa lebih belajar merenungi, justru kamu mampu untuk mengubah hidupmu menjadi lebih baik.

1. Membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain
Pernah dengar orang bilang, rumput tetangga emang lebih hijau? Nah, kamu sering lebih ingin menjadi orang lain ketimbang menjadi diri kita sendiri? Padahal sebenarnya nggak ada keuntungannya dengan membandingkan diri kamu dengan orang lain.

Daripada melakukan itu, mending coba deh kamu ingat-ingat lagi, kebaikan-kebaikan apa saja yang pernah kamu lakukan untuk orang lain. Bukan untuk sombong lho, tapi untuk mengingatkan kamu lagi bahwa hidupmu sebenarnya bermanfaat untuk orang lain.

2. Kurang aktif dan berinisiatif
Orang-orang sering takut untuk memulai aksi terlebih dahulu karena berbagai ketakutan bahwa mereka nggak bakal mampu merubah keadaan. Atau takut kalau orang lain nggak akan mendengarkan omongan mereka.

Ketakutan-ketakutan ini yang akhirnya bakal bikin kamu nggak berkembang, dan justru malah bikin kamu terdikte untuk mengikuti perintah orang lain.

3. Tak mau mendengarkan saran dan kritik orang lain
Orang-orang terdekat sering mencap kamu dengan berbagai macam hal, dan mendikte apa yang seharusnya kamu perbuat. Hey, mendengarkan orang lain itu memang perlu, tapi bukan berarti kamu nggak boleh melakukan apa yang kamu ingin untuk dilakukan.

Sepanjang hal itu bisa memberi efek positif, kenapa nggak? Let think it first both the good and bad side before doing it!

4. Buang-buang waktumu sendiri
Kadang kamu sering menunda pekerjaan atau sering mengulur-ulur waktu dalam menyelesaikan sesuatu hal. Pada akhirnya kamu selalu membuat excuses untuk melakukannya di kemudian hari.

Namun siapa yang tahu hari esok? Yakin kamu masih bisa hidup sampai hari esok?

5. Takut karena tak punya banyak kesempatan
Takut ditolak atau takut gagal sering menjadi alasan kamu untuk nggak mengambil kesempatan besar yang bisa saja cuma datang sekali dalam hidupmu. Go get your life! Banyak hal yang bisa kamu dapatkan dengan mencoba segala hal. Jika gagal, justru itu bisa jadi pelajaran untuk jadi lebih baik ke depannya. Oke?

6. Sering gampang menyerah
Seberapa berani kamu menerima tantangan, risiko kegagalan bisa saja terjadi. Tapi yang paling penting adalah, seberapa berani kamu bangkit dari kegagalan untuk mengejar kesuksesanmu. Jika kamu menyerah, kamu akan kehilangan segalanya.

7. Tidak mau jujur soal perasaan pada orang lain
Semua orang ingin dicintai dan juga diapresiasikan keberhasilannya. Tapi bisa jadi, sedikit orang yang berani untuk berbicara dan mengapresiasikannya kepada orang lain. Tell them often, before it's too late!

8. Tidak menghargai diri sendiri
Manusia memang nggak pernah puas dengan apa yang sudah dimilikinya dan selalu berusaha untuk bisa lebih lagi, bahkan melebihi orang lain. Bagus sih, tapi kalau berlebihan, kamu jadi nggak mensyukuri apa yang sudah kita miliki. Bener nggak?

9. Malas merawat tubuh
Eits, jangan salah. Merawat diri itu bukan berarti kamu mesti olahraga gila-gilaan, setiap hari nge-gym biar bisa punya tubuh six pack lho. Merawat diri di sini artinya membuat pilihan yang baik agar kamu bisa hidup dengan lebih baik pula. Kamu nggak mau kan karena hobi merokokmu, suatu saat kamu terkena kanker paru-paru? Kamu bakalan menyesal, "Aduh coba saja dulu aku nggak merokok, pasti kan nggak kayak gini."

10. Jarang menjadi pendengar yang baik
Setiap orang sering berpikir bahwa mereka adalah yang paling benar, dan bahkan mereka sering menjudge orang lain dengan apa yang mereka pikirkan. Mendengarkan orang lain tanpa memberikan penilaian-penilaian negatif adalah yang tantangan paling sulit untuk kamu lakukan.

11. Menyimpan dendam pada orang lain
Menyakitkan sih, kalau ada orang yang mengkhianati kamu. Apalagi kalau mereka adalah orang-orang yang kamu cintai. Tapi menyimpannya dalam-dalam justru akan menyakiti kamu lebih lagi lho. Percaya deh!

12. Belum pernah keliling dunia
Mindset orang-orang mengenai traveling adalah bepergian ke sejumlah negara. Tapi sebenarnya bepergian ke luar kota, belanja diskonan di mal, atau melakukan hal-hal lain di lingkungan yang baru pun termasuk traveling lho. Serius!

13. Terlalu serius mengejar banyak hal
Ini nih yang terlalu sering disesali orang-orang. Mereka fokus untuk mengejar mimpi, tapi nggak menikmati proses untuk mencapai hal itu. Life is way more fun if we're chuckling along with, isn't it?

14. Bekerja keras dan menganggapnya ternyata sia-sia
Kamu bekerja keras untuk menyenangkan orang yang kamu cintai. Tapi kadang kamu bekerja terlalu keras untuk itu. Sampai-sampai kamu nggak mempedulikan kondisi tubuhmu. Nggak mau kan, ketika kebahagiaan sudah diraih, kamu malah nggak ikut untuk menikmatinya?

15. Jarang berkomunikasi dengan teman-temanmu
Problematika zaman sekarang itu adalah ketika orang lain tidak menghubungiku, artinya mereka tidak menginginkanmu. Kamu harus ingat, setiap orang juga punya kesibukan masing-masing. Kalau kamu kangen, kenapa nggak memulai untuk mencoba menghubungi terlebih dahulu? Zaman sekarang tak perlu kebanyakan gengsi menjalani hidup. Jadilah orang baik dan jujur kepada diri sendiri.

16. Tidak peka dengan lingkungan sekitar
Kadang ini bisa jadi penyesalan terbesar dalam hidup. Kalau kamu lebih perhatian dengan sekelilingmu, pasti banyak hal yang bisa kamu pelajari untuk bisa hidup lebih baik lagi. Bahkan dengan kejadian terburuk sekalipun, bisa bikin kamu untuk menjadi orang yang lebih baik ke depannya.

17. Kurang percaya diri
Kesalahan terbesar yang selalu dilakukan oleh orang-orang dalam hidupnya adalah tidak percaya akan kemampuan dirinya. Coba bayangin, gimana orang lain bisa percaya sama kamu, kalau kamu sendiri nggak yakin kalau dirimu kamu mampu?

18. Tak mau mengikuti kata hati
Ketika melakukan sesuatu, kadang ada suara-suara kecil yang menuntun atau menentang langkahmu. Tapi kadang, kita nggak peka sama kata hati. Padahal bisa jadi kata suara-suara itu adalah apa yang sebenarnya menjadi keinginan terbesarmu.

19. Mengabaikan orang yang selama ini mendukungmu
Percaya atau nggak, kamu adalah produk dari lingkunganmu. Dimana kamu bergaul, menentukan apa yang akan kamu lakukan dalam hidupmu. Coba deh kamu bergabung dalam komunitas yang sesuai dengan minat dan bakatmu. Dengan begitu, hidupmu bakalan lebih terarah untuk mengejar apa yang ingin kamu capai.

20. Tidak fokus dan gagal menjalani apa yang seharusnya dijalani
Banyak orang pintar untuk ngomong hal baik, tapi nggak banyak yang berani untuk melakukan apa yang diucapkannya. Nggak cukup hanya dengan bermimpi besar, yang paling penting adalah bagaimana cara kamu untuk mewujudkan mimpimu. Dream, believe, and make it happen!

Senin, 13 Juli 2015

Kalau ada orang Non muslim / Muslim yang tidak mengerti bertanya kepada Kita, kenapa Kita menyembah Ka' bah, ini Jawabannya !!!

Foto Rahmat Mahabbah.
Inilah Alasan Mengapa Umat Islam Menghadap Ka'bah Untuk Menyembah Allah
Inilah Jawaban yang Logis, mengapa umat islam menghadap ka'bah untuk menyembah Allah. Silahkan simak percakapan si A dengan seorang ustadz berikut:

Percakapan Si A dengan seorang ustadz..

Si A : mengapa orang Islam menyembah kotak hitam?
Ustadz : salah tu bro. Umat Islam ga menyembah kotak hitam, tapi menyembah Allah.

Si A : bukankah orang Islam sembahyang menghadap Ka'bah, satu kotak yang berwarna hitam? Apakah Allah itu ada di dalam Ka'bah?
Belum sempat sang ustadz menjawab, terdengar handphone nya si A berbunyi. Si A menjawab panggilan teleponnya, sementaran sang ustadz dengan sabar menanti. Setelah si A selesai menjawab panggilan di handphone nya, dia memandang sang ustadz. Sang ustadz tersenyum.

Si A : mengapa tersenyum? Apa jawaban dari pertanyaan saya tadi?
Ustadz : hmm..perlukah saya menjawab pertanyaanmu?

Si A : ah, pasti kau tidak bisa menjawab bukan? [tertawa]
Ustadz : bukan itu maksud saya. Tapi saya mencoba menggunakan teori yang kau gunakan untuk membuat pertanyaan yang kau ajukan padaku. Saya melihat kau kurang menyadarinya..

Si A : mengapa kau bicara begitu?
Ustadz : tadi saya lihat kau bicara sendiri, ketawa dan tersenyum sendiri. Dan kau mencium HP itu sambil bicara "I love u mom"...

Si A : saya tidak bicara sendiri. Saya bicara dengan istri saya. Dia yang telfon saya tadi.
Ustadz : mana istrimu? Saya tak melihatnya..

Si A : istri saya di Tuban. Dia telfon saya, saya jawab menggunakan telfon. Apa masalahnya? [nada marah]
Ustadz : boleh saya lihat HP kamu?

Si A mengulurkan HPnya kepada sang ustadz.
Sang ustadz menerimanya, lalu membolak-balikan HP itu,
menggoncang-goncangnya,
mengetuk-ngetukHP tersebut ke meja.

Lantas sang ustadz menghempaskannya sekuat tenaga ke lantai.. PRAKKK..PECAH..Muka si A merah menahan marah. Sementara sang ustadz menatapnya sambil tersenyum..
Ustadz : mana istrimu? Saya lihat dia tidak ada disini. Saya pecahkan HP ini pun istrimu tetap tak terlihat di dalamnya?

Si A : mengapa kau bodoh sekali? Teknologi sudah maju. Kita bisa berbicara jarak jauh menggunakan telfon.
Apa kau tak bisa menggunakan otakmu? [jegerrr marahnya bro]
Ustadz : Alhamdulillah [senyum]. Begitu juga halnya dengan Allah SWT.

Umat Islam sembahyang menghadap Ka'bah bukan berarti umat Islam menyembah Ka'bah.
Tetapi umat Islam sembahyang atas arahan Allah. Allah mengarahkan umat Islam untuk sembahyang menghadap Ka'bah juga bukan berarti Allah ada di dalam Ka'bah.

Begitu juga dengan dirimu dan istrimu.
Istrimu menelfon menggunakan HP,

ini bukan berarti istrimu ada di dalam HP.

Tetapi ketentuan telekomunikasi menetapkan peraturan, kalau ingin bicara lewat telfon harus tekan nomor yang tepat, barulah akan tersambung dan kau bisa berbicara melalu HP meski istrimu tak ada di dalamnya.

Si A : [melongo]

Rabu, 08 Juli 2015

Kisah Nabi Luth Dan Kaum Sodom

by salju82-09 Jul 15

Berhubung lg bulan puasa ane kasih artikel kecil buat di baca - baca menjelang buka gan ...

Nabi Luth adalah anak dari saudara Nabi Ibrahim. Ayah Nabi Luth yang bernama Hasan bin Tarikh adalah saudara kandung Nabi Ibrahim. Nabi Luth ikut serta bersama Nabi Ibrahim berhijrah ke Mesir. Di sana, Nabi Luth tinggal bersama Nabi Ibrahim. Mereka mengusahakan ternak dan tanaman. Hewan ternak telah berkembang biak hingga memenuhi wilayah mereka. Begitu pun dengan hasil tanaman. Dari tahun ke tahun, panen mereka terus bertambah. Banyak kekayaan Nabi Ibrahim dan Nabi Luth menyebabkan penduduk di sekitarnya menjadi iri. Apalagi, mereka mengetahui bahwa Nabi Ibrahim dan Nabi Luth hanyalah pendatang. Akhirnya, Nabi Ibrahim dan Nabi Luth memutuskan untuk membagi dua seluruh kekayaan mereka. Nabi Ibrahim tetap tinggal di Mesir dan Nabi Luth pergi ke Yordania. Nabi Luth menetap di wilayah Sodom.

Kota Sodom merupakan salah satu kota di Yordania. Penduduk Kota Sodom memiliki akhlak yang sangat buruk. Mereka suka sekali berbuat kemaksiatan. Di daerah tu sering terjadi pencurian dan perampasan harta benda. Orang-orang yang lemah dan tidak berdaya sering menjadi korban dari orang-orang yang berkuasa. Salah satu yang sangat buruk dari kebiasaan penduduk Sodom adalah perbuatan homoseksual. Homoseksual adalah perbuatan menyalurkan nafsu antara laki-laki dan laki-lak atau antara perempuan dan perempuan. Perbuatan ini tidak pernah dilakukan oleh kaum sebelum mereka. Perbuatan itu merajalela di Kota Sodom. Seorang pendatang tidak akan selamat dari gangguan penduduk Sodom. Apabila pendatang itu adalah seorang perempuan, para wanita akan mengganggunya. Apabila pendatang itu adalah seorang lelaki tampan, para lelaki di Kota Sodom akan memperebutkannya. Demikianlah penduduk Kota Sodom memiliki akhlak yang sangat buruk. Pada masa kini, masyarakat akan berakhlak buruk jika menjauhi ajaran-ajaran dalam agama.
Nabi Luth Berdakwah Kepada Kaum Sodom

Allah swt memerintahkan Nabi Luth untuk mengembalikan kaum Sodom di jalan Allah. Nabi Luth diminta mengajak kaum Sodom meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat. Nabi Luth memberi nasehat dan peringatan kepada kaumnya. Nabi Luth berkata, “Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu. Kalian adalah orang-orang yang melampaui batas”. Mereka menjawab, “Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, kami akan benar-benar mengusirmu”. Luth berkata, “Sesungguhnya aku sangat benci pada perbuatanmu”.

Nabi Luth meminta kaumnya untuk bertaubat. Dia menceritakan azab Allah yang akan ditimpakan kepada mereka yang melakukan perbuatan keji. Mereka tidak mempedulikan seruan Nabi Luth. Nabi Luth terus berdakwah. Namun, kaum Sodom tidak menyambut seruannya. Nabi Luth merasa sudah tidak ada harapan lagi untuk penduduk Sodom bersedia meninggalkan perbuatan kejinya. Nabi Luth memohon kepada Allah agar mendatangkan azab. Sungguh, azab Allah sangat menakutkan.
Tamu Nabi Luth

Allah mengabulkan doa Nabi Luth, Allah mengutus dua Malaikat dalam wujud dua pemuda yang sangat tampan. Sebelum sampai di wilayah Sodom, kedua Malaikat ini mengabarkan kelahiran Ishaq kepada Nabi Ibrahim dan isternya. Ketika sampai di Sodom, kedua lelaki tampan itu bertamu di rumah Nabi Luth. Nabi Luth berpesan kepada isteri dan putri-putrinya untuk merahasiakan kedatangan dua lelaki tampan tersebut. Namun, isteri Nabi Luth, yang sehaluan dengan penduduk Sodom, memberitahukan kepada para lelaki Sodom tentang dua lelaki tampan di rumah Nabi Luth. Tidak lama kemudian, para lelaki Sodom beramai-ramai mendatangi rumah Nabi Luth. Mereka berteriak memanggil Nabi Luth. Mereka meminta agar Nabi Luth melepaskan kedua tamunya untuk mereka. Nabi Luth tidak mau membuka pintu rumahnya.

Nabi Luth menasehati kaum Sodom untuk kembali ke rumah masing-masing dan tidak mengganggu tamunya. Nabi Luth juga meminta kaum Sodom untuk meninggalkan perbuatan homoseksual karena hal itu bertentangan dengan fitrah manusia dan kodrat alam. Nabi Luth mengingatkan adanya azab yang dahsyat dari Allah swt. Kaum Sodom bukannya sadar, mereka justru hendak membuka pintu rumah Nabi Luth. Nabi Luth berkata, “Sesungguhnya aku tidak berdaya menahan orang-orang itu menyerbu ke dalam rumahku. Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan fisik yang dapat menolak kekerasan mereka. Aku juga tidak mempunyai keluarga atau sanak saudara yang disegani mereka yang dapat aku minta pertolongan. Aku merasa sangat kecewa karena sebagai tuan rumah aku tidak dapat menjaga keamanan tamu di rumahku sendiri”. Mendengar keluh kesah Nabi Luth, kedua lelaki tampan itu memberi tahu yang sebenarnya. Mereka mengatakan bahwa mereka adalah Malaikat yang diutus Allah swt untuk menurunkan azab kepada kaum Sodom. Dalam surat Ash-Shaaffaat ayat 171-172, Allah berfirman bahwa hamba-hamba-Nya yang Rasul pasti akan mendapat pertolongan. Pada akhirnya, para Rasul itu akan mendapatkan kemenangan.
Azab Untuk Kaum Sodom

Malaikat-Malaikat ini menyuruh Nabi Luth membuka pintu rumahnya seluas mungkin. Ketika pintu dibuka, kaum Sodom segera masuk ke dalam rumah Nabi Luth. Namun saat mereka hendak masuk, kaum Sodom tidak mampu melihat. Ternyata, mereka menjadi buta. Sementara itu, Nabi Luth dan keluarganya diminta untuk meninggalkan Kota Sodom. Mereka berjalan keluar Kota Sodom karena azab akan segera tiba. Para Malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar berjalan ke luar kota dan jangan seorang pun dari mereka menoleh ke belakang. Namun, isteri Nabi Luth yang berada di belakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan. Ia sering kali menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas kaum Sodom. Sepertinya, ia meragukan kebenaran ancaman para Malaikat yang telah didengarnya sendiri. Langkah Nabi Luth dan putrid-putrinya melewati batas Kota Sodom saat fajar menyingsing. Seketika bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki kaum Sodom. Isteri Nabi Luth pun merasakannya. Gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan hujan batu sijil menghancurkan Kota Sodom dan penduduknya. Dalam waktu singkat, mayat-mayat penduduk Kota Sodom bertebaran.

Ayat Al-Quran yang berkaitan dengan isteri Nabi Luth yang terkena azab Allah adalah ayat 11 Surat Hud. Ayat itu artinya, “Malaikat berkata, “Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh, bukankah subuh itu sudah dekat ?” Kata tertinggal di sini terjemahan dari kalimat yaltafit. Ada pula mufassir yang menerjemahkannya dengan menoleh ke belakang. Kisah ini merupakan pelajaran bagi kaum-kaum sesudahnya. Perbuatan-perbuatan seperti itu sangat dilaknat oleh Allah. Sungguh, azab Allah sangat menakutkan.


Selamat Idul Fitri 1436 H

Salam Hangat
Penulis,

Rabu, 24 Juni 2015

Kalau kamu senyum-senyum lihat Gambar ini, masa kecilmu bahagia!

Coba ingat-ingat, kamu pasti pernah punya pengalaman masa kecil yang terangkum dalam gambar-gambar ini. Ya betul, generasi yang lahir antara akhir 1970-an hingga akhir 1980-an memang mempunyai memori masa kecil yang menggembirakan.

Pada saat itu gadget belum menjamah banyak anak seperti sekarang. Permainan dalam bentuk sosialisasi dengan kawan juga lebih banyak dibanding bermain dengan mesin yang mengutamakan invidualisme seperti sekarang. Lihat 25 gambar ini.

1. Muter ulang lagu kesayangan



2. Buku tulismu apa?



3. Dikejar mentog


4. Okeeee


5. Hahahaha


 
6. Hihihihi



7. Tiup pesawat



8. Coretanmu apa



9. Kersen?



9. Hayooooo pernah kan?



10. Anakmu berapa



11. Masih ingat



12. Band kesayangan



13. Pletussss



14. Penelitian terbesar


15. Segarrrr



16. Duit lama


17. Pinjem dong

18. Hayooo iinget nggak



19. Serutan ada kacanya



20. Jadul



21. Macam macam setip



22. N adalah dusta



23. Coklat ini

24. Dan ini


25. Ini lagi hahahaha


Kamis, 15 Januari 2015

10 Perilaku Durhaka Istri Terhadap Suami

posted by salju82 / 07.20 WIB

wanita_penghuni_neraka

1. Menuntut keluarga yang ideal dan sempurna

            Sebelum menikah, seorang wanita membayangkan pernikahan yang begitu indah, kehidupan yang sangat romantis sebagaimana ia baca dalam novel maupun ia saksikan dalam sinetron-sinetron.
Ia memiliki gambaran yang sangat ideal dari sebuah pernikahan. Kelelahan yang sangat, cape, masalah keuangan, dan segudang problematika di dalam sebuah keluarga luput dari gambaran nya.
Ia hanya membayangkan yang indah-indah dan enak-enak dalam sebuah perkawinan.   

Akhirnya, ketika ia harus menghadapi semua itu, ia tidak siap. Ia kurang bisa menerima keadaan, hal ini terjadi berlarut-larut, ia selalu saja menuntut suaminya agar keluarga yang mereka bina sesuai dengan gambaran ideal yang senantiasa ia impikan sejak muda.
Seorang wanita yang hendak menikah, alangkah baiknya jika ia melihat lembaga perkawinan dengan pemahaman yang utuh, tidak sepotong-potong, romantika keluarga beserta problematika yang ada di dalamnya.

2. Nusyus (tidak taat kepada suami)

            Nusyus adalah sikap membangkang, tidak patuh dan tidak taat kepada suami. Wanita yang melakukan nusyus adalah wanita yang melawan suami, melanggar perintahnya, tidak taat kepadanya, dan tidak ridha pada kedudukan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah tetapkan untuknya.
Nusyus memiliki beberapa bentuk, diantaranya adalah:
  • Menolak ajakan suami ketika mengajaknya ke tempat tidur, dengan terang-terangan maupun secara samar.
  • Mengkhianati suami, misalnya dengan menjalin hubungan gelap dengan pria lain.
  • Memasukkan seseorang yang tidak disenangi suami ke dalam rumah
  • Lalai dalam melayani suami
  • Mubazir dan menghambur-hamburkan uang pada yang bukan tempatnya
  • Menyakiti suami dengan tutur kata yang buruk, mencela, dan mengejeknya
  • Keluar rumah tanpa izin suami
  • Menyebarkan dan mencela rahasia-rahasia suami.
Seorang istri shalihah akan senantiasa menempatkan ketaatan kepada suami di atas segala-galanya. Tentu saja bukan ketaatan dalam kedurhakaan kepada Allah, karena tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia akan taat kapan pun, dalam situasi apapun, senang maupun susah, lapang maupun sempit, suka ataupun duka. Ketaatan istri seperti ini sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan cinta dan memelihara kesetiaan suami.

3. Tidak menyukai keluarga suami

           Terkadang seorang istri menginginkan agar seluruh perhatian dan kasih sayang sang suami hanya tercurah pada dirinya. Tak boleh sedikit pun waktu dan perhatian diberikan kepada selainnya. Termasuk juga kepada orang tua suami. Padahal, di satu sisi, suami harus berbakti dan memuliakan orang tuanya, terlebih ibunya.

Salah satu bentuknya adalah cemburu terhadap ibu mertuanya. Ia menganggap ibu mertua sebagai pesaing utama dalam mendapatkan cinta, perhatian, dan kasih sayang suami. Terkadang, sebagian istri berani menghina dan melecehkan orang tua suami, bahkan ia tak jarang berusaha merayu suami untuk berbuat durhaka kepada orang tuanya. Terkadang istri sengaja mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang tua dan keluarga suami, atau membesar-besarkan suatu masalah, bahkan tak segan untuk memfitnah keluarga suami.
Ada juga seorang istri yang menuntut suaminya agar lebih menyukai keluarga istri, ia berusaha menjauhkan suami dari keluarganya dengan berbagai cara.

Ikatan pernikahan bukan hanya menyatukan dua insan dalam sebuah lembaga pernikahan, namun juga ‘pernikahan antar keluarga’. Kedua orang tua suami adalah orang tua istri, keluarga suami adalah keluarga istri, demikian sebaliknya. Menjalin hubungan baik dengan keluarga suami merupakan salah satu keharmonisan keluarga. Suami akan merasa tenang dan bahagia jika istrinya mampu memposisikan dirinya dalam kelurga suami. Hal ini akan menambah cinta dan kasih sayang suami.

4. Tidak menjaga penampilan

           Terkadang, seorang istri berhias, berdandan, dan mengenakan pakaian yang indah hanya ketika ia keluar rumah, ketika hendak bepergian, menghadiri undangan, ke kantor, mengunjungi saudara maupun teman-temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau ketika ada acara lainnya di luar rumah. Keadaan ini sungguh berbalik ketika ia di depan suaminya. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang kotor, cukup hanya mengenakan pakaian seadanya: terkadang kotor, lusuh, dan berbau, rambutnya kusut masai, ia juga hanya mencukupkan dengan aroma dapur yang menyengat.

Jika keadaan ini terus menerus dipelihara oleh istri, jangan heran jika suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar ketimbang di rumah. Semestinya, berhiasnya dia lebih ditujukan kepada suami Janganlah keindahan yang telah dianugerahkan oleh Allah diberikan kepada orang lain, padahal suami nya di rumah lebih berhak untuk itu.

5. Kurang berterima kasih

                 Tidak jarang, seorang suami tidak mampu memenuhi keinginan sang istri. Apa yang diberikan suami jauh dari apa yang ia harapkan. Ia tidak puas dengan apa yang diberikan suami, meskipun suaminya sudah berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan keinginan-keinginan istrinya.
Istri kurang bahkan tidak memiliki rasa terima kasih kepada suaminya. Ia tidak bersyukur atas karunia Allah yang diberikan kepadanya lewat suaminya. Ia senantiasa merasa sempit dan kekurangan. Sifat qona’ah dan ridho terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya sangat jauh dari dirinya.
Seorang istri yang shalihah tentunya mampu memahami keterbatasan kemampuan suami. Ia tidak akan membebani suami dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukan suami. Ia akan berterima kasih dan mensyukuri apa yang telah diberikan suami. Ia bersyukur atas nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya, dengan bersyukur, insya Allah, nikmat Allah akan bertambah.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.”

6. Mengingkari kebaikan suami

              “Wanita merupakan mayoritas penduduk neraka.” Demikian disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah shalat gerhana ketika terjadi gerhana matahari.
Ajaib!! wanita sangat dimuliakan di mata Islam, bahkan seorang ibu memperoleh hak untuk dihormati tiga kali lebih besar ketimbang ayah. Sosok yang dimuliakan, namun malah menjadi penghuni mayoritas neraka. Bagaimana ini terjadi? 

“Karena kekufuran mereka,” jawab Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa Sallam ketika para sabahat bertanya mengapa hal itu bisa terjadi. Apakah mereka mengingkari Allah?
Bukan, mereka tidak mengingkari Allah, tapi mereka mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat suaminya. Andaikata seorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa, kemudian seorang istri melihat sesuatu yang tidak disenanginya dari seorang suami, maka si istri akan mengatakan bahwa ia tidak melihat kebaikan sedikitpun dari suaminya. Demikian penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197).

Mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan suami!!
Inilah penyebab banyaknya kaum wanita berada di dalam neraka. Mari kita lihat diri setiap kita, kita saling introspeksi, apa dan bagaimana yang telah kita lakukan kepada suami-suami kita?
Jika kita terbebas dari yang demikian, alhamdulillah. Itulah yang kita harapkan. Berita gembira untukmu wahai saudariku.
Namun jika tidak, kita (sering) mengingkari suami, mengingkari kebaikan-kebaikannya,  maka berhati-hatilah dengan apa yang telah disinyalir oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bertobat,  satu-satunya pilihan utuk terhindar dari pedihnya siksa neraka. Selama matahari belum terbit dari barat, atau nafas telah ada di kerongkongan,  masih ada waktu untuk bertobat. Tapi mengapa mesti nanti? Mengapa mesti menunggu sakaratul maut?

Janganlah engkau katakan besok dan besok wahai saudariku; kejarlah ajalmu,  bukankah engkau tidak tahu kapan engkau akan menemui Robb mu?
“Tidaklah seorang isteri yang menyakiti suaminya di dunia, melainkan isterinya (di akhirat kelak): bidadari yang menjadi pasangan suaminya (berkata): “Jangan engkau menyakitinya, kelak kamu dimurkai Allah, seorang suami begimu hanyalah seorang tamu yang bisa segera berpisah dengan kamu menuju kami.” (HR. At Tirmidzi, hasan)

Wahai saudariku, mari kita lihat, apa yang telah kita lakukan selama ini , jangan pernah bosan dan henti untuk introspeksi diri,  jangan sampai apa yang kita lakukan tanpa kita sadari membawa kita kepada neraka, yang kedahsyatannya tentu sudah Engkau ketahui.
Jika suatu saat, muncul sesuatu yang tidak kita sukai dari suami; janganlah kita mengingkari dan melupakan semua kebaikan yang telah suami kita lakukan.
“Maka lihatlah kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR.Ahmad)

7. Mengungkit-ungkit kebaikan

                    Setiap orang tentunya memiliki kebaikan, tak terkecuali seorang istri. Yang jadi masalah adalah jika seorang istri menyebut kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rangka mengungkit-ungkit kebaikannya semata.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” [Al Baqarah: 264]
Abu Dzar radhiyallahu’Anhu meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu’Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga kelompok manusia dimana Allah tidak akan berbicara dan tak akan memandang mereka pada hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka dan untuk mereka adzab yang pedih.”
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali.” Lalu Abu Dzar bertanya, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang suka bersumpah palsu ketika menjual. ” [HR. Muslim]

8. Sibuk di luar rumah

Seorang istri terkadang memiliki banyak kesibukan di luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya, asalkan mendapat izin suami dan tidak sampai mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.
Jangan sampai aktivitas tersebut melalaikan tanggung jawab nya sebagai seorang istri. Jangan sampai amanah yang sudah dipikulnya terabaikan.

Ketika suami pulang dari mencari nafkah, ia mendapati rumah belum beres, cucian masih menumpuk, hidangan belum siap, anak-anak belum mandi, dan lain sebagainya. Jika hni terjadi terus menerus, bisa jadi suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar atau di kantor.

9. Cemburu buta

                 Cemburu merupakan tabiat wanita, ia merupakan suatu ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu, dapat dikatakan wajar bila seorang istri merasa cemburu dan memendam rasa curiga kepada suami yang jarang berada di rumah. Namun jika rasa cemburu ini berlebihan, melampaui batas, tidak mendasar, dan hanya berasal dari praduga; maka rasa cemburu ini dapat berubah menjadi cemburu yang tercela.

Cemburu yang disyariatkan adalah cemburunya istri terhadap suami karena kemaksiatan yang dilakukannya, misalnya: berzina, mengurangi hak-hak nya, menzhaliminya, atau lebih mendahulukan istri lain ketimbang dirinya. Jika terdapat tanda-tanda yang membenarkan hal ini, maka ini adalah cemburu yang terpuji. Jika hanya dugaan belaka tanpa fakta dan bukti, maka ini adalah cemburu yang tercela.
Jika kecurigaan istri berlebihan, tidak berdasar pada fakta dan bukti, cemburu buta, hal ini tentunya akan mengundang kekesalan dan kejengkelan suami. Ia tidak akan pernah merasa nyaman ketika ada di rumah. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, kejengkelannya akan dilampiaskan dengan cara melakukan apa yang disangkakan istri kepada dirinya.

10. Kurang menjaga perasaan suami

                Kepekaan suami maupun istri terhadap perasaan pasangannya sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik, kesalahpahaman, dan ketersinggungan. Seorang istri hendaknya senantiasa berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan suami, ia mampu menjaga lisannya dari kebiasaan mencaci, berkata keras, dan mengkritik dengan cara memojokkan. Istri selalu berusaha untuk menampakkan wajah yang ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam, dan menyejukkan ketika dipandang suaminya.
Demikian beberapa kesalahan-kesalahan istri yang terkadang dilakukan kepada suami yang seyogyanya kita hindari agar suami semakin sayang pada setiap istri. Semoga keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah.
Amiin Yaa Robbal’alamiin…
Note : Ini hanya sebuah renungan gan, intinya sang suami jg harus bisa menjaga kehormatan suaminya ya gan, .. harus bisa saling mengargai satu sama lain, saling mengerti dan saling memahami kekurangan masing - masing .. Insya Allah akan bahagia dunia akhirat..

#salam bahagia selalu
Penulis,